Rabu, 04 Mei 2011

Facebooker, Indikator Layak Investasi RI

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim, Indonesia merupakan negara yang layak menjadi tempat investasi penguasaha asing. Hal itu ditengarai dari jumlah kalangan muda yang berjumlah separuh dari jumlah penduduk Indonesia.



Angkatan muda yang produktif tersebut, kata Presiden, juga bisa dilihat dari pengguna jejaring sosial. “Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan pengguna Facebook terbesar dan peringkat ketiga untuk pengguna Twitter," kata SBY di Jakarta, 5 Mei 2011


Selain itu, Presiden juga mengatakan, setengah dari penduduk Indonesia tinggal di kota dan bergaya hidup modern. Pembangunan juga tidak hanya berpusat di Jakarta, akan tetapi sampai ke pelosok pedesaan.


Menurut Presiden, alasan lain mengapa Indonesia layak menjadi tempat investasi adalah banyaknya pengusaha muda Indonesia yang go internasional dan membawa masuk dunia internasional ke dalam negeri.


“Indonesia bukan juga bukan lagi negara yang berdiam diri. Melainkan negara yang bergerak,” kata SBY. "Bergerak yang saya maksud adalah bergerak maju," ucapnya.


Sayangnya, SBY mengatakan, beberapa hambatan yang ada di Indonesia masih berputar pada masalah kemiskinan, korupsi, birokrasi, penghematan, ketidakadilan sosial, serta pembangunan infrastruktur. "Tapi itu bukan berarti kita lambat dalam bergerak," kata dia.


Meski demikian, kata Presiden, ekonomi Indonesia cukup stabil. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih dari 7 persen dan angka kemiskinan dibawah 8-10%. Menurut Presiden, hal itu diharapkan dapat mengurangi korupsi. "Ini peluang buat Anda untuk bekerjasama dengan kami," ucap Yudhoyono


Presiden juga mengajak pengusaha Amerika itu untuk ikut ambil bagian dalam enam koridor pertemumbuhan ekonomi yang sedang disusun pemerintah. "Tidak hanya di sektor pertambangan tetapi juga manufaktur dan jasa," imbuhnya.


SBY menambahkan, kerjasama ekonomi, tidak hanya dapat dilakukan dengan Indonesia, melainkan juga dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Related Post :

InfoBisa 2009-2011